Sore yang menakjubkan
memang begitu cantik sore itu. Saya sampai pangling ketika tiba-tiba saja kamu muncul di hadapan saya dengan senyum manismu itu. Setelah sekian lama, pertemuan di sore itu ibarat pelepas peluh dan dahaga yang sudah tidak lagi tertahankan. atau mungkin, seperti dalam ungkapan Sapardi Joko Darmono, pertemuan di sore itu bagai "hujan di bulan Juni", yang kedatangannya begitu ditunggu dan dinanti. Begitu kagetnya saya sore itu, ketika kamu datang tanpa permisi, yang tetiba saja mengundang kembali memori yang telah lalu. Kamu memang begitu cantik, ketika saya diam-diam menjelajahi matamu yang sedikit sayu, sambil berbasa-basi melontarkan beberapa pertanyaan kepadamu, dan kau menjawabnya. Suaramu bagitu khas, lembut dan amat pelan, begitu nyaman terdengar di telinga, sehingga saya mencoba menghafal suaramu. Supaya jika wajahmu nanti hilang dalam ingatan, minimal saya akan tetap ingat suaramu. Ada satu hal yang tidak berubah darimu. yaitu tutur, sikap, dan gaya berbusan