Sore yang menakjubkan



memang begitu cantik sore itu. Saya sampai pangling ketika tiba-tiba saja kamu muncul di hadapan saya dengan senyum manismu itu.

Setelah sekian lama, pertemuan di sore itu ibarat pelepas peluh dan dahaga yang sudah tidak lagi tertahankan. atau mungkin, seperti dalam ungkapan Sapardi Joko Darmono, pertemuan di sore itu bagai "hujan di bulan Juni", yang kedatangannya begitu ditunggu dan dinanti.

Begitu kagetnya saya sore itu, ketika kamu datang tanpa permisi, yang tetiba saja mengundang kembali memori yang telah lalu.

Kamu memang begitu cantik, ketika saya diam-diam menjelajahi matamu yang sedikit sayu, sambil berbasa-basi melontarkan beberapa pertanyaan kepadamu, dan kau menjawabnya.

Suaramu bagitu khas, lembut dan amat pelan, begitu nyaman terdengar di telinga, sehingga saya  mencoba menghafal suaramu. Supaya jika wajahmu nanti hilang dalam ingatan, minimal saya akan tetap ingat suaramu.

Ada satu hal yang tidak berubah darimu. yaitu tutur, sikap, dan gaya berbusanamu masih sama seperti dulu, anggun dan sopan. Membuat rasa kagum saya tidak berubah dan hilang sama sekali terhadapmu sejak dulu.

Meskipun hanya sebentar, pertemuan itu seakan telah mengisi energi hebat, yang saya sendiri tidak tau mengapa hal ini terjadi. Padahal kau bukanlah siapa-siapa bagi saya, dan sebaliknya saya juga bukan siapa-siapa bagimu.

Tapi pertemuan kala itu telah membuat saya damai, teduh dan tenang, di tengah terpaan masalah yang sedang menghadang. Terimakasih. Saya sungguh kagum padamu, wahai kau neng Surti terkasih.

Salam hangat,
Madro'i

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlalu Begitu Cepat

Teh Dini Hari

Kuping Kiri