Bagaimana dan Rasa

Kebahagiaan, ternyata bukanlah tentang 'apa', tapi tentang 'bagaimana'. Bukanlah apa yang ada dan didapat, melainkan bagaimana menyikapi segala yang ada.

Hal-hal kecil, jika disikapi dengan baik dan disyukuri, sudah pasti menjadi kebahagiaan. Sebaliknya hal-hal besar, bagus dan mewah jika dipandang dan disikapi dengan sempit dan selalu ingin lebih, sampai kapanpun tidak akan menjadi kebahagiaan.

Kebahagiaan, juga ternyata juga bukan apa yang di lihat orang sebagai kebahagiaan, tapi kebahagiaan itu ada dalam diri, dan hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri.

Mungkin saja orang memandang bahwa Si A itu bahagia dengan segala yang didapat, tapi siapa yang tahu, yang merasakan bahagia atau tidak hanya Si A, mungkin saja dia tidak bahagia. Makanya salah jika mengukur kebahagiaan dari bagaimana orang memandang.

Hal demikian saya rasakan beberapa hari yang lalu, waktu mengunjungi perpustakaan PP. Muhammadiyah di daerah Menteng. Tujuan saya ke sana yaitu untuk mencari sumber dan bahan penelitian skripsi. Dan ketika di sana, saya menemukan banyak sekali sumber untuk penelitian saya.

Karena hal sesederhana itu, saya merasa sangat bahagia, seperti menemukan hal spesial dan luar biasa. Padahal jika dilihat dari apa yang di capai, tidak logis jika hal tersebut menjadi sebuah kebahagiaan.

Tapi memang seperti utulah kondisinya, mungkin saja pada momentum itu merupakan pertemuan antara pandangan saya mengenai suatu hal sehingga menjadi kebahagiaan, dengan keyakinan  saya bahwa kebahagiaan itu yang merasakan diri sendiri, dan tidak butuh pengakuan dari orang lain kalau saya bahagia.

Jadi berbahagialah untuk orang yang benar dan luas dalam memandang sesuatu, dan untuk orang yang percaya bahwa kebahagiaan itu ada di dalam diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlalu Begitu Cepat

Teh Dini Hari

Kuping Kiri