Pernyataan dengan Sedikit Pertanyaan

"Nak, sebenarnya jika boleh memilih, bapak lebih memilih hidup di zaman dulu, ketika Indonesia masyarakatnya masih bergantung sepenuhnya dengan hasil alam. Karena bapak rasa hidup di zaman itu tidak 'macam-macam', kerja secukupnya, santai, dan semua kebutuhan terpenuhi, lahir maupun batin. 

Tidak seperti orang sekarang, yang kerja dengan tekanan, stress, dan apa-apa harus menuruti trend.

Jadi nak, Orang Jawa pedalaman zaman dulu, kenapa banyak membuat candi yang megah-megah, itu karena mereka punya banyak waktu untuk membuatnya. Karena kegiatan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya hanya dengan bertani, sudah cukup. 

Dan itu dilakukan  tidak sepanjang tahun, cukup beberapa bulan waktu tanam dan waktu panen saja. sisanya, ketika menunggu waktu panen atau jeda sesudah panen, itu waktu mereka untuk berkreativitas, membuat candi, patung, gerabah dan lain-lain, atau mungkin nongkrong, ngumpul, dan bersosialisasi.

Ketika kondisinya seperti itu, bapak yakin seluruh kebutuhannya, baik jasmani maupun rohani, semuanya terpenuhi. Kebutuhan jasmani seperti makan, minum, dan asupan gizi terpenuhi sepanjang tahun, serta tidak perlu khawatir dengan adanya bahan-bahan kimia yang sering kali kita temukan dalam makanan zaman sekarang.

Sedangkan kebutuhan rohani juga sudah pasti terpenuhi, bebas berkreativitas, bebas bersosialisasi, tidak dipusingkan dengan agenda-agenda yang terjadwal, tidak terkena macet, tidak dimarahi atasan, bapak kira itu akan memenuhi kebutuhan rohani mereka."

Baru saja Madro'i mau menimpalinya, sang bapak lajut nyerocos lagi.

"Jauh berbeda dengan zaman sekarang nak, untuk kebutuhan pokok jasmani saja harus bekerja banting tulang, padahal belum tentu hasilnya mencukupi, itu belum lagi menghadapi masalah-masalah yang sudah pasti menekan psikologis yang berujung pada tidak terpenuhunya kebutuhan rohani. 

Hal ini membuat kehidupan tidak seimbang.

Bapak sering sering kali beranggapan, bahkan setengah yakin bahwa etos kerja masyarakat indonesia bukanlah etos masyarakat industri, yang bekerja delapan jam setiap hari, penuh dengan tekanan dan persaingan.

Makanya bapak tidak sanksi ketika orang-orang di sini lebih suka nongkrong, ngobrol-ngobrol, dan melakukan hal yang dalam pandangan orang barat sebagai kegiatan doing nothing. Mungkin karena memang masyarakat Indonesia saat ini mewarisi sifat masyarakat Jawa pedalaman zaman dulu yang agraris dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi, bukannya industrialis yang ber-etos kerja tinggi.

Makanya nak, kamu harus memilih, kamu itu mau menjadi manusia indonesia yang mengikuti budaya dan kearifan etos kerja pribumi, di tengah kebanyakan orang indonesia yang ikut-ikutan menjadi masyarakat industri ataukah mau menjadi seperti mereka dengan segala resikonya?!"

Madro'i hanya diam melongo sambil mengaruk-garuk selangkangannya.

"Kenapa diam saja, Ini bapak nanya serius nak"

"Iya pak" kemudian madro'i pura-pura izin ke belakang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlalu Begitu Cepat

Teh Dini Hari

Kuping Kiri