Kopi Yang Berbeda

Sudah lama saya tidak minum kopi. Bukan karena tidak suka, sebab ada masalah dengan lambung saya setiap kali meminumnya, hal ini yang membuat saya rasanya sudah lama sekali tidak menikmati minuman berkafein itu. 

Padahal dulu waktu di sekolah, saya adalah penikmat kopi yang handal. Lingkungan yang membentuk saya menjadi suka sekali ngopi. Namun entah karena apa sejak kuliah saya memasuki tahun ke tiga, kopi tidak lagi bersahabat, terutama dengan perut saya.

Sudah dua minggu terkhir ini, saya dihadapkan dengan masalah-masalah yang membuat pikiran kacau dan frustasi. masalah kampus, organisasi, keuangan, cinta, dan seabrek konsep yang menumpuk, semuanya seakan mengkristal menjadi semacam ketidak semangatan hidup. Pesimisme selalu menghampiri dalam setiap hal baik yang akan saya lakukan. Buku dan film menjadi tidak menarik lagi untuk di lahap.

Pagi tadi saya mencoba menyeduh segelas kopi setelah sekian lama tidak melakukannya. Efeknya sama, setelah seruputan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, membuat asam lambung saya naik, dada bergetar, dan perut serasa sangat tidak nyaman.

Namun selang beberapa saaat setelahnya, percaya atau tidak, saya rasakan ketenangan, segala masalah seakan menciut, diganti dengan semangat optimisme yang menjalar sampai ke ubun-ubun. Ada yang berbeda dengan kopi pagi ini. Tidak tahu pasti, ini suatu keajaiban atau memang Tuhan telah menggariskan, yang jelas hari ini mentari seakan tersenyum melihat saya seakan terlahir kembali. karena kopi?

21 Maret 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlalu Begitu Cepat

Teh Dini Hari

Kuping Kiri