MEMOTRET POTENSI ISLAM INDONESIA SEBAGAI PELOPOR KEBANGKITAN ISLAM DUNIA


Judul buku   : Fajar Baru Islam Indonesia? Kajian Komperhensif  Atas Arah Sejarah Dan Dinamika Intelektual Islam Nusantara. 
Penulis           : Prof. Dr. Mujamil Qomar M.Ag 
Penerbit         : PT. Mizan Pustaka 
Tebal              : cover + Xiii + 285 halaman 
ISBN                 : 987-979-433-715-8
 
Indonesia jika dilihat dari letak geografisnya sangatlah jauh dari tempat islam lahir yaitu timur tengah. Kondisi inilah yang membuat islam di indonesia jauh berbeda dari segi budaya. budaya yang tidak akan ditemukan di negara islam manapun, seperti halnya budaya tahlilan, melarung tumpeng kelaut untuk merayakan satu Muharam, budaya Halal bi  halal, dan lain sebagainya. Karena keunikannya inilah banyak yang beranggapan bahwa  indonesia berpotensi menjadi pelopor kebangkitan peradaban islam dunia.

Disamping dari segi budaya yang amat kaya, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan menjadi yang terbesar di dunia islam. Meski masih dalam tahap merintis, tapi bisa dibuktikan dalam beberapa dekade terkhir pemilu indonesia berlangsung damai dan hanya sedikit konflik. Tidak seperti di banyak negara islam di timur tengah yang banyak sekali terjadi konflik, karena sangat sulit peradaban akan tumbuh di negara yang banyak sekali terjadi konflik.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sangat berpotensi melahirkan pemikir-pemikir islam yang nantinya bisa menumbuhkan peradaban baru didalamnya. Apalagi dengan banyaknya agama lain selain islam, membuatnnya menjadi percontohan toleransi antar agama yang bebas memeluk agama dan melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Padahal seperti di Negara tetangga Malaysia yang juga negara dengan mayoritas muslim, toleransi seperti itu belum bisa dilaksanakan dengan baik. masih banyak seorang pemeluk agama melarang orang beragama lain untuk beribadah di daerah tempatnya tinggal.

Namun sayangnya saat ini muslim indonesia hanya menjadi konsumen pemikiran islam dari timur tengah. Tidak banyak para pemikir nusantara bahkan bisa dihitung jari yang melahirkan tulisan yang bisa di konsumsi publik dunia. Karena  kebanyakan buku karya tokoh-tokoh nusantara berbahasa indonesia. Tidak seperti beberapa dekade sebelumnya. Lahir beberapa tokoh islam nusantara seperti hamka, Nawawi Al-bantani dan lainnya yang menulis bukunya dalam bahasa arab atau bahasa melayu, yang  notabene bisa dimengerti oleh masyarakat luas  selain masyarakat indonesia. 

Penulisnya bermaksud membuka mata kita untuk mengetahui potensi negara ini. Bahwa negara  dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan juga budaya yang amat kaya, indonesia berpotesnsi sebagai pelopor kebangkitan islam, jika saja diimbangi dengan kecerdasan para tokohnya untuk membangun peradaban. dan tidak heran jika ada seorang tamu dari arab mengatakan bahwa “kiblat umat islam ada di arab (mekkah) tapi kiblat peradaban islam ada di Indonesia.”

Namun masih cukup jauh rasanya jika melihat kanyataan indonesia saat ini yang masih banyak sekali mengalami permasalahan-permasalahan mendasar. seperti kemiskinan yang selalu menghantui seluruh lapisan masyarakat, minimnya kualitas pendidikan yang masih sangat rendah bahkan ketinggalan dengan negara-negara tetangga seperti malaysia dan vietnam, korupsi merajalela dikalangan pejabat pemerintahannya dan perekonomian yang dirasa masih jauh dibawah negara-negara maju.

Dalam hal pemikiran, pemikiran tokoh-tokoh indonesia mulai mengalami pembaharuan ketika KH. Ahmad dahlan mendirikan Muhamadiyah dan KH. Hasyim as’ari mendirikan NU, yang ketika itu bisa mengubah wajah islam nusantara menjadi berbeda sama sekali dari sebelumnya yang sangat jumud dan tidak mau menarima hal-hal baru, menjadi islam yang moderat. Hal ini disebabkan karena kedua tokoh tersebut terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh dan M. rashid ridha. Karena dulu mereka sempat hijrah ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah Haji sekaligus menimba ilmu disana.

Berbeda dari bebarapa dekade sebelumnya, di abad ke 21 ini sangat sedikit para tokoh pemikir indonesia yang bisa melakukan pembaharuan-pembaharuan seperti itu yang nantinya ber-efek ke semua bidang. Malah yang ada lahirnya gerakan-gerakan fundamentalis dan liberalis. keduanya tipe pemikiran yang sangat berkembang di Indonesia saat ini. Fundamentalis yang mempromosikan islam ala timur tengah yang mengutamakan simbol-simbol islam, seperti memelihara jenggot, memakai celana diatas mata kaki dan sebagainya; liberalis yang sangat mengutamakan akalnya dalam memahami islam. Tak jarang kedua tipe pemikiran tersebut saling mengkritik satu sama lain dan berargumen bahwa yang dilakukannyalah yang benar. Namun penulisnya mengatakan bahwa selagi masih ada NU dan muhamadiyah yang bersifat Moderat sebagai penjaga gawang, indonesia masih aman dari virus liberalis dan fundamentalis tersebut, selama orang-orang dari NU ataupun Muhammadiyah tidak terpengaruh oleh kedua tipe pemikiran tersebut.

Dalam bab-bab akhir buku ini terdapat sesuatu yang menarik, bahwa indonesia tidak sendirian sebagai pelopor kebangkitan peradaban islam. Yaitu indonesia harus bersaing dengan malaysia dan Iran. Kedua negara islam ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing  seperti halnya indonesia. Malaysia memiliki kelebihan dibidang ekonomi yang terus maju bahkan sudah jauh meninggalkan Indonesia, Namun kurang dalam penegakan Hak Asasi manusia dan rasa toleransi antar agama yang masih sangat minim di negara tersebut. Sedangkan Iran seperti kita semua tahu bahwa penguasaan teknologi canggih dan kuatnya pendirian yang menjadi kelebihannya. Bahkan amerika serikat sebagai negara paling berkuasa saat ini tidak bisa menghentikan proyek Nuklirnya. Namun iran juga mempunyai kekurangan, yaitu seperti halnya negara-negara timur tengah lain, masalah konflik yang rawan terjadi. Karena peradaban akan susah tumbuh di daerah yang rawan konflik.

Panulisnya menutup buku ini dengan solusi agar indonesia dengan segala potensi yang dimiliki dapat menjadi pelopor kebangkitan islam dunia. Yaitu masyarakat indonesia harus membangun pemikiran Inovatif- Konstruktif, membudayakan tindakan Kreatif-produktif;  pemerintahnya harus menciptakan kebijakan yang strategis – Informatif, melaksanakan pembangunan secara kolektif-dan sinergis.

Dilihat dari Sekilas paparan diatas membuat buku ini penting dibaca bagi semua masyarakat indonesia yang selalu pesimis dengan bangsanya sendiri, yang selalu melihat indonesia dari sisi negatif. Padahal banyak sekali potensi indonesia yang bisa diandalkan. Menariknya tema yang di angkat dalam buku ini, dan diimbangi dengan gaya bahasa yang ringan membuat buku ini sangat enak dibaca. Dan semoga orang-orang indonesia tertarik membaca buku ini agar tetap optimis dan berbenah supaya indonesia dengan segala potensi yang ada bisa menjadi pelopor kebangkitan peradaban islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berlalu Begitu Cepat

Teh Dini Hari

Kuping Kiri