Si Buta dari Rumah Hantu
Sampailah si buta di bandung, setelah sebelumnya Ia naik kapal fery dari bakauheni menuju merak, dan setelah itu naik mobil jurusan bandung. Hari itu Ia berniat kerumah saudaranya yang setelah sekian lama tidak bertemu karna Ia tinggal dirumah ayahnya di lampung.
Setelah Ia turun dari mobil yang di tumpanginya, sambil menggendong ransel dan tangan memegang tongkat, Ia berjalan menuju rumah kerabatnya. Tapi dalam hati ia kebingungan kearah mana rumah tempat Ia dilahirkan tersebut, dengan rasa kebingungan Ia hanya duduk di trotoar dengan wajah memelas.
Singkat kata ada seorang dermawan yang ingin menolongnya. Karna memang dari tadi si buta menampakkan wajahnya yang melasnya itu.
“mau kemana kang??” Tanya pria tersebut
kasihan.
“kerumah saudara mas”
“yuk saya antar kerumah saudara mu” ajaknya sambil
memegang tangan sibuta dan membangunkannya dari duduknya.
“Emang rumah saudara kamu dimana kang?”
“Di bandung mas”
“emang ini bandung mas” ketus pria
tersebut.
Setelah si buta memberitahu alamat kerabatnya tersebut, pergilah mereka mencari rumah kerabat sibuta, “boleh anter saya ke toilet dulu enggak, sebentar saja!!” Tanya si buta sambil meringis-meringis, maklum lah dari tadi Ia kebelet, tapi tidak tau di mana toilet.
“Boleh, tapi jangan lama-lama yah.”
“iya mas”
Setelah sampai toilet, pria itu menyuruhnya masuk ke toilet tersebut, dan Ia hanya menunggnya dari luar saja, setelah agak lama.. tiba-tiba PLAKKKKKKK seorang cewek menampar pria tersebut dengan tasnya.
“We..we..we… mbak, ada apaan nih
dateng-dateng langsung nampar gitu aja?” tanyanya kebingungan.
Ada apa..ada apa.. saudaranya tuh, masuk
ke toilet cewek.. lain kali kalau ke toilet diawasi dong”.. bentak cewek
tersebut.
“iy..iya mbak maaf” sambil mnggerutu
dalam hatinya.
Lalu cewek tersebut pergi dengan wajah
ketusnya, dan tak lama kemudian si buta keluar dari toilet, pria itu
memandanginya dengan wajah agak benci.
Pria itu langsung mengajaknya pergi langsung mencari rumah saudaranya tersebut, dan Ia sambil memberi nasehat dengan nada agak marah kepada sibuta karna kejadian tadi.
Malam pun tiba, tapi rumah kerabat si
buta belum ketemu juga, kebetulan alamat yang ingin dituju jalannya melewati
kos-an pria yang menolong sibuta tersebut. Karna dirasa sudah terlalu malam
untuk melanjutkan perjalanan, pria itu
menyuruhnya masuk dan nginep semalam di kosannya. Klekkkk, pria itu membuka
pintu kosannya, dan karna sudah malem
kosannya sepi teman temannya yang lain sudah tidur di kamarnya masing-masing.
“Silahkan duduk” Ia mempersilahkan si
buta yang kelihatannya kecapean...”pengen minum apa kang?” tanyanya.
“Baso mas,saya laper!” jawab sibuta
santai
Sialan
orang ini, di tanyain minum kok jawabnya baso, lagian mana ada tukang baso keliling jam segini, gerutu pria itu
dalam hati.
“mana ada kang, tukang baso keliling jam
segini?” jawabnya jengkel
“tapi mas, saya laper dan lagi pengen
makan baso, katanya tamu adalah raja..
saya kan sebagai tamu disini!” ujar si buta sambil tersenyum.
Langsung, tanpa berkata-kata dan dengan
rasa jengkel, pria tersebut keluar dan
mencari tukang bakso.
Setelah agak lama, pria itu datang dengan membawa dua bungkus bakso dan Ia langsung kedapur mengambil mangkok, lalu Ia menghampiri sibuta dan mempersilahkan untuk memakan bakso yang baru saja di belinya itu.
Sesuap demi sesuap, bakso pun habis
dilahap oleh mereka berdua, dan malam pun sudah semakin larut, pria itu
mepersilahkan sibuta untuk tidur bersama dikamarnya.
“Saya tidur di kasur ya mas “ pinta
sibuta.
Waduh
bener-bener sialan ni orang, kasur itu kan cukup buat satu orang, masa saya
harus tidur di lantai, dalam hati pria itu.
“Iya mas enggak apa-apa” jawab pria itu
dengan nada jengkel.
Mereka berdua tidur dengan lelapnya,
sekitar jam tiga dinihari si buta bangun karna kebelet, Ia ngerasa enggak enak
kalau ngebangunin pria itu, lalu ia langsung masuk toilet dan buang air
disitu..
Tiba-tiba seorang penghununi kosan
membangunkan pria itu
“Woy…woyyy….” Teriak orang itu
memangunkan pria tersebut
Dengan mata dirasa masih berat pria itu
bangun
Waduhh
derita apa lagi yang menimpa ku kali ini, batin pria tersebut
“Ada apa bang” jawab pria itu dengan
suara serak dan mata mata masih merem
“Apakah orang ini dibawa kesini olehmu?”
bentak orang tersebut sambil menunjuk si buta.
“iya bang, emang kenapa?” tanayanya
kebingungan
“Dia buang air di kamarku, basah
semuanya” Tambah orang itu marah
“Iya bang, maafin teman saya ini bang”pria
itu sambil tertunduk malu. Habis ini apa lagi yang bakal menimpa ku ya
Allah, dalam hatinya
Si buta hanya tertunduk malu akan
kejadian itu, dan Ia minta maaf kepada mereka semua, terutama kepada teman pria
itu yang telah disiram dengan cuka miliknya.
Mereka semua tidur kembali dengan
lelapnya.. sekitar jam 6.30 pagi mereka bangun, dan pria itu mandi, dan juga menyuruh
si buta mandi tapi tidak mau.
Setelah selesai beres-beres, pria itu
mengajaknya berangkat mencari rumah kerabatnya tersebut. Tentu saja dengan
perasaan jengkel…
Singkat kata.. di jalan ketemu dengan rumah kosong, yang
sudah lama tidak ada yang penghuninya, dan katanya disitu angker. Karna pria
itu sudah sangat jengkel dengan si buta
atas kejadian-kejadian sial yang menimpanya. Pria itu memberhentikan si buta di rumah itu.
“Kang, sudah nyampe di rumah”
“masa sih mas, yuk masuk dulu,” pinta si
buta
“Enggak lah kang, makasih” jawab pria
itu sambil mengambil langkah untuk kabur. Rasain
lo, jadi si buta dari rumah hantu deh lo, batinnya.
Lalu si buta barterima kasih kepada pria
itu, tapi tidak ada jawaban, iyalah orangnya udah kabur. Tanpa menghiraukan
pria itu si buta masuk kerumah yang kata orang angker tersebut.
“Asalamualaikum, kakek…nenek….”
Tidak ada sahutan dari saudaranya,
tetapi ada sahutan suara cekikikan cewek. Kikkkkkikikikiki.
“Ade…………..” sahut si buta lagi
Adeknya Cuma memegangi tangannya saja
tanpa berkata-kata,
“Ade sekarang botak yah!” tanyanya
Tapi tidak ada jawaban dia hanya
memegangi tangan si buta. Dan tiba-tiba terdengar suara aneh yang besar dan
menggelegar.
“Kakek..” sibuta kebingungan
Tetapi tidak ada jawaban,
“ Setelah saya tinggal di lampung,
semuanya menjadi aneh, nenek Cuma cekikikan, kakek suaranya berubah menjadi
besar, dan keponakan saya diam saja, kepalanya botak lagi”
karangtengah, cilegon 2010
Komentar