Pernahkah kau berada pada satu kondisi dimana kau merasa bukan dirimu yang sebenarnya. Kau seperti 'disetir' oleh sesuatu entah ego, rasa malas, nafsu, atau apapun yang membuatmu tak kunjung mengerjakan sesuatu yang sebenarnya harus kau lakukan pada saat itu. Di mana kau ingin sekali melakukan hal-hal besar, tapi keinginanmu tak kunjung kau kejewantahkan lantaran ada 'sesuatu' yang menghalangimu itu. Di mana setiap waktu rasanya tak ada harganya hanya untuk melakukan hal-hal yang jika dihitung baik buruknya, lebih condong pada hal yang buruk, tak bermanfaat. Di mana setiap perbuatan baik yang akan kau lakukan, serasa ada saja hal yang membutamu mengurungkanmu untuk berbuat. Di mana kau sudah seperti seekor kerbau yang dicokok hidungnya oleh sang penggembala bernama hawa nafsu. Dimana saat kau mulai melakukan kebaikan pun, kau tak bisa terlepas dari bayang-bayang sang penggembala itu. Jika kau merasakannya, kau harus mulai belajar melawannya, jangan sampai s...
Menjadi seorang penulis merupakan sebuah pilihan, seperti halnya Gol a gong, penulis buku ini yang menjadikan menulis sebagai jalan hidupnya, bermodal kesungguhan dan kerja keras, sampai Ia menjadi seperti sekarang ini. sudah sekitar 70-an buku yang ia tulis, dan diantaranya buku ini. ketika ingin memulai menulis, masalah mendasar yang biasa dialami yaitu bagaimana cara mencari ide, dan menuangkannya menjadi sebuah tulisan, hal tersebut menjadi semakin sulit ketika kita malas untuk mulai menulis. Buku ini akan membantu bagaimana cara mengatasi hal mendasar tersebut. dalam bentuk pengalaman-pengalaman gol a gong dalam proses menjadi seorang penulis sampai seperti sekarang ini. dibawakan dengan bahasa yang santai dan enak di baca, menjadikanya mudah dipahami. Sangat cocok untuk siapa saja yang ingin menjadi penulis, karna buku ini dapat memotifasi agar dapat memulai menulis, dan bahwa menulis itu mudah dan mengasyikkan. ...
Dalam momentum tertentu, menyenangkan hati orang dengan bersandiwara memang perlu juga dilakukan. Berkata rambutmu bagus, penampilanmu keren, atau kamu kurusan deh, dll, memang harus dikatakan pada momen dan kondisi yang menuntut itu harus dikatakan. Hal itu karena kebanyakan orang saat ini suka sekali dipuji, bahkan sampai pada haus pujian. Segala yang dilakukan dari A sampai Z dilakukannya agar mendapat pujian. Saya termasuk orang yang suka sekali memuji. Kalau dimintai pendapat saya tidak akan pernah berkata objektif. Jika orang menanyakan "bagus" atau "tidak", pasti akan berkata bagus. Karna merupakan hal yang sulit bagi saya untuk berkata "tidak bagus". Meskipun hal yang dimaksud sebenarnya sangat tidak bagus dalam pandangan saya, paling mentok saya akan tetap berkata bagus, tapi dengan "alasan". Di zaman sekarang, yang semua orang setiap detiknya update di media sosial, pesbuk, Instagram, Twitter, path, dll, saya rasa sebagian besar...
Komentar